YANG
TAKKAN PERNAH HILANG
AKU DAN NENEK
Salsabila Canda Kirana itu lah namaku, orang tuaku dan teman-temanku sering menyebutku dengan panggilan Lala, mungkin mereka nyaman apabila memanggilku dengan sebutan itu, padahalkan namaku bukan itu, namaku lebih indah dari pada sebutan itu, ya sudahlah lupakan, mungkin itu sudah kebiasaan mereka menyebutku dengan sebutan Lala.
Salsabila Canda Kirana itu lah namaku, orang tuaku dan teman-temanku sering menyebutku dengan panggilan Lala, mungkin mereka nyaman apabila memanggilku dengan sebutan itu, padahalkan namaku bukan itu, namaku lebih indah dari pada sebutan itu, ya sudahlah lupakan, mungkin itu sudah kebiasaan mereka menyebutku dengan sebutan Lala.
Sewaktu aku kecil,
aku tinggal bersama kakek nenekku dan paman bibiku, disana aku sangat disayang
dan dimanja, apa yang ku inginkan pasti dibelikan, padahal aku bukan cucu
bungsu bagi kakek dan nenek, aku pun mempunyai 4 saudara yang lebih kecil dibandingkan
aku, meskipun nenek menyayangi mereka juga tetapi nenek tak memanjakan mereka,
hanya aku saja yang dimanjanya. Aku dan nenek bagaikan lem dan prangko, apabila
ada aku pasti ada nenek. Aku sangat menyayanginya lebih dari diriku sendiri.
Tak terasa aku
sudah 4 tahun hidup bersama nenek dan sodara-sodaraku, aku pun harus terpaksa
kembali hidup bersama kedua orang tuaku dan adik-adikku, karena ibuku ingin aku
kembali pulang. Berat rasanya meninggalkan nenek begitu saja. Saat aku kan
pergi nenek tak sanggup menahan air matanya dihadapanku, begitupun aku. “Lala
jangan nakal ya!” seru nenek ketika aku kan pergi. Kata-kata itu kan selalu ku
ingat.
Setiap sebulan
sekali nenek selalu datang untuk menemuiku dan selalu membawakan makanan
kesukaanku yaitu ‘rendang’. Aku sangat suka dengan rendang buatan nenek dibandingkan
dengan buatan ibuku yang selalu saja alot apabila dimakan. Ibu tidak terlalu
pandai dalam memasak, karena itu setiap ibu memasak kadang-kadang keasinan,
lupa memasukan garamlah dan lain sebagainya, mungkin kalau aku ceritakan semua
ibu bisa-bisa marah padaku, meski begitulah kenyataannya.Tak seperti biasanya
nenek sekarang mengunjungiku 5 bulan sekali, hmmm aku pikir mungkin nenek sibuk
dengan urusanya sebagai bendahara senam di sekitar Jakarta Utara, dan atau
mungkin alasan lain nenek tak mengunjungiku seperti biasanya.
Kehidupan
bersama kedua orangtuaku tak begitu buruk, meski aku tak dimanja seperti ketika
ku tinggal bersama nenek di Jakarta, tetapi belum sampai 1 tahun aku berada di
sini di tempat ibuku yg berada di Sukabumi aku sudah mempunyai banyak teman,
tetapi aku mempunyai satu teman yang istimewa.
TEMAN ISTIMEWA
Ku yakin kalian
semua menganggap teman istimewa adalah kekasih, tapi bukan dengan apa yang ku
maksud. Teman istimewa adalah teman yang selalu menyemangatiku, yang selalu menghiburku
ketika aku rindu nenek, yang selalu ada di sampingku ketika aku membutuhkannya,
teman yang selalu membenarkanku ketika aku salah. Sebut saja dia Gadis, hmmm
meskipun sebenarnya itu bukan namanya, hanya dia ingin disebut Gadis, karena
memurutnya itu julukan yang bagus untuknya, memang ku akui dia cantik, berkulit
putih, dan pintar, tapi sebenarnya dia itu bernama Irma. Akh aku sering
menyebutnya dengan sebutan Irma saja, karena aku lebih suka nama Irma
dibandingkan dengan Gadis, karena menurutku nama gadis itu seperti orang dewasa
yang selalu mementingkan makeup, trendy, dan seringkali bersikap alay gitu deh.
Irma sering marah-marah saat aku memanggil dia dengan sebutan Irma, akh bodo
amet yang jelas aku tidak suka menyebutnya dengan sebutan Gadis.
Aku berteman
dekat dengannya, di sekolah aku sebangku dengannya, rumahku bersebelahan dengan
rumahnya, dan aku setiap hari pasti bermain dengan anak itu. Sampai-sampai aku
dan Irma di juluki seperti sepupu. Sudahlah aku tak pernah memikirkan itu sama
sekali, karena menurutku tak ada salahnya mereka menilai kami bersaudara.
Tak terasa aku sudah menginjak bangku kelas 2
SMP, dan rasanya aku mulai menyukai lawan jenisku. Aku selalu bercerita tentang
hal ini kepada Irma sahabatku, sampai-sampai aku rela membuat puisi ditengah
malam hanya untuk cowo taksiranku, supaya tidak di ganggu oleh adik-adiku.
Lihat
lah diriku kasih
Aku
disini hanya untukmu
Menunggu
dirimu datang kepadaku
membawakanku
setangkai bunga mawar
memandangi
indah dunia ini denganmu
menatap
indah wajahku dimatamu
kasih..kapan
kau berbuat seperti itu kepadaku,
aku
menunggumu dan berharap.
Aku selalu
menanyakan tentang siapa cowo itu kepada teman-teman, dan selalu memandanginya
setiap aku melihatnya. “woy kamu lagi ngapain La,senyum-senyum sendiri kaya
orang kesambet?” Tanya Irma sambil duduk di sebelahku. “akh kamu Ir ngagetin
aja, kirain siapa”jawabku dengan kesal.
“biasa aja kali
La serius amat”sindirnya. “ekh kamu liat ga Ir cowo yang lagi duduk sama teman-temannya
yang lagi makan bakso itu?”tanyaku. “oooh itu sih aku tau”jawabnya dengan
santai”. “Siapa Ir?”tanyaku lagi dengan nada penasaran.”siapa aja
boleh,emangnya kenapa?naksir ya kamu La?ehemm hemm” Tanyanya sambil
menyindir,dan langsung meninggalkanku sendiri dikantin. “Ir ikh kamu pelit
banget sih, please kasih tau aku dong Ir! “pintaku dengan kesal. “iya nanti aja
aku ceritain, aku mau masuk kelas dulu”bantahnya.
Bel berbunyi
bertanda jam pelajaran habis, dan saatnya ‘Go to home’, selama diperjalanan aku
bersikeras bertanya bertanya dan bertanya tentang sipujaan hatiku kepada
sahabatku yang menyebalkan itu. “Gadis pleaseee ceritain aku tentang cowo yang
dikantin tadi”pintaku. “kalau ada maunya aja kamu memanggilku dengan sebutan
Gadis!”sindirnya. “please tolong sahabatmu ini lah Dis!”mohonku. dan akhirnya
Irma menceritakan kepadaku tentang cowo yang dikantin. “sudah ya ceritanya, dah
sampe di depan rumah tuh!”jelasnya.”hehehe tanks ya sahabatku yang paling
cantik, baik hati dan tidak sombang”rayuku sambil melangkah masuk kedalam
rumah.
“Duh senangnya!
Akhirnya aku tau siapa cowo pujaan ku itu”bisikku dalam hati. “Tapi aku heran,
kenapa Irma bisa tau semua tentang cowo pujaanku itu yang bernama Kilan, dan
dia adalah kaka kelas kita!”tanyaku dalam
hati penasaran. “Hmmm mungkin hanya kebetulan saja”bantahku lagi dalam
hati.
Tak terasa aku mengagumi cowo yang bernama
Kilan itu sudah hampir 2 bulan,aku semakin mengaguminya dan seringkali
memandanginya ketika berada di kantin. Akupun selalu bercerita tentang Ka Kilan
kesahabatku yang super duper sibuk dengan urusannya, tapi Irma cuek saja dengan
ceritaku, aku inginnya sih dia membantu sahabatnya ini untuk dekat dengan Ka
Kilan sang ketua Osis itu, sampai-sampai aku memaksanya untuk melakukan itu.
Akhirnya Irma mau membantuku (hm kayanya sih dia terpaksa). Dan akhirnya Irma
berhasil mendapatkan nomor Hp Ka Kilan
dan memberikanya kepadaku. Akupun sering smsan ma Ka Kilan dan menanyakan
Apakah dia sudah mempunyai kekasih. Taukah kalian dia menjawab apa? Ternya dia
sudah mempunya kekasih. Tapi Ka Kilan ga pernah memberi tau siapa cewe yang ada
di hatinya itu.
HANCUR
Tak percaya,
ternyata Ka Kilan sudah punya pacar, tapi kenapa Ka Kilan ga mau ngasih tau
siapa pacarnya itu kepadaku?” tanyaku
dalam hati sambil membanting buku”.
Sejak saat itu
aku ga pernah sms Ka Kilan lagi, rasanya aku ga perlu mengganggu hidupnya lagi,
meskipun aku masih memendam rasa terhadapnya.
Sudah hampir
sebulan ku mencoba melupakan Ka Kilan. Tapi selalu saja teringat bayangnya
dalam benakku, sampai akhinya aku nekat mencoba menyelidiki siapa sebenarnya
pacar Ka Kilan.
Ya tuhan mengapa
engkau tega terhadapku, apakah kau lebih menyanyangi Irma sahabatku dibandingkan
denganku? “rintihku dalam hati”.
“Irma kamu harus jujur, ada hubungan apa kamu
dengan Ka Kilan?, Jawab Ir? “bentakku terhadapnya”. “aaaa anu La a a anu, Ka
Kilan sebenarnya pacarku, kamu ga marah kan La “jawabnya sambil menunduk”. “apa
lo bilang Ir, ga marah? Yah pasti gue marah lah ma lo, lo ga jujur ma gue Ir,
lo munafik Ir. jangan harap gue mau jadi sahabat lo lagi dan jangan pernah lo
deketin gue lagi. Lo udah hancurin hati gue Ir, lo jahat Ir, gue benci lo, “tanganku
mendorongnya dan pergi meningggalkanya”. “Irma tau La, Irma salah! tapi jangan
begini La, La,,Lalaaaa?” teriaknya dalam tangisnya.
“Betapa pedihnya
hati ini, baru pertama merasakan apa itu cinta, sudah merasakan pula sakitnya
cinta” tetesan air matapun mulai menetes di kasur kamarku. “La, Lala?” tangis
Bunda sambil membuka pintu kamar. “Kenapa bunda? Ada apa?”tanyaku dengan penasaran.
“nenek La, nenek?” tangisnya. Kenapa bunda, ada apa dengan nenek?”hampir
menangis. “ nenek meninggalkan kita La, nenek telah tiada”isak tanginya semakin
kencang. “bunda bohong kan? Bunda jangan gitu ah ga lucu” tiba-tiba air mataku
pun mulai menetes dan merasa itu bohong. “bunda ga bohong La, bunda jujur”
menundukkan kepalanya kebahuku. Dengan tiba-tiba tubuhku terkulai lemas dan
akhirnya aku ga sadar apa-apa.
Kepalaku terasa
berat, badanku lemas tapi masih mampu aku berdiri. Tiba-tiba aku baru sadar,
ternyata aku sekarang berada di Jakarta setelah aku pingsan kurang lebih 5 jam.
“neneeeek neneeek..
kenapa nenek
ninggalin Lala? Apa nenek ga sayang lagi sama Lala? Nek bangun Nek
bangun”tangisku dihadapan jenazah nenek. “Bunda nenek bunda!”memeluk bunda”.
Gaaaa, nenek ga meninggal, nenek ga mungkin tinggalin Lala”teriaku mengalihkan
pandangan orang lain. “Lala kamu ga boleh gitu sayang, nenek udah tenang di
alam sana!” seru bunda”. “Bunda nenek benci ya sama lala? Kenapa udah dua tahun
nenek ga nengok Lala di Sukabumi, sampai hati Lala hampir hancur karna cinta,
nenek pun ga tau soal itu”. Tangisku di pelukakan bunda. “maaf La bunda selama ini bohong sama Lala, bunda ga
mau liat Lala sedih karena nenek sakit parah, selama ini nenek mengidap
penyakit kangker Rahim, nenek sudah stadium 3, dan tak mungkin dapat disembuhkan
lagi!” tangispun semakin deras di mata bunda”. “bunda jahat ma Lala, bunda udah
bohongin Lala, hati Lala semakin hancur bunda, sakit,,sakit hati Lala
bunda”memukuli lantai.
Sampai pemakaman
selesai, air mataku masih memancarkan kesedihan yang ku alami, kesedihan yang
begitu menyiksaku, kesedihan yang mewakili perasaanku bahwa hatiku hancur.
Ya
allah, kenapa engkau membuat hati ini begitu perih, kenapa engkau selalu membuat
hati ini rapuh. Cobaan apa lagi ya allah yang harus aku terima..? letih jiwa ini, Kering sudah air mata ini menanggung
semua cobaan darimu.
Berminggu-minggu sudah aku berada di Jakarta,
letih dengan keadaanku seperti ini, ingin mencoba melupakan semua dengan
kembali ke rumahku, dimana di sana ada seorang sahabat yang ikut menghancurkan
hatiku.
Setelah kejadian
itu, aku menjadi pendiam. Temen-temenku yang lain selalu bertanya kepadaku,
kenapa aku menjadi seperti ini? Sosok Lala yang baik hati, lembut, semangat,
tegar, rendah hati dan selalu ceria sekarang bukan sosok Lala lagi, seorang
Lala yang pendiam, yang menyiksa dirinya sendiri dengan air mata, Lala yang
lemah, Lala yang jahat yang tega-teganya membenci sahabatnya sendiri.
Saat ku sudah hampir putus asa, ada sosok
seseorang yang mengembalikan semangatku dan senyumku. bukan mantan sahabatku
Irma, dan bukan pula Ka Kilan kekasih Irma, tapi melainkan sosok seseorang yang
sangat dekat denganku, bukan pacarku atau sahabatku, tapi dia adalah orang yang
sangat menyukai sahabatku Irma, yang memaksa-maksaku untuk mencomblangkannya
dengan Irma, dia sering cerita tentang perasaannya terhadap Irma.
Sekarang aku
biasa merubah hidupku seperti semula, dan sekarang Andy menjadi sahabatku,
dialah yang mengembalikan senyumku yang manis. Kami sering ngobrol di
sekolah,bercanda-canda, dan dia juga suka telaktir aku (hehehe biasa cewe
maunya gratisan).
KEHIDUPAN BARU
Selamat
tinggal hari-hari galau ku, selamat datang hari indahku.
Itu lah kata yang pertama ku ucapkan sejak mengenal Andy, cowo baik hati dan
tampan itu, baru sebentar aku mengenalnya, tapi serasa aku sudah lama
mengenalnya. Lama-kelamaan, aku merasa ada sesuatu yang pernah aku rasakan
sebelumnya. Hmmm rasa apa ya?, akh kalian juga pasti tau. Tapi aku gak berani
mengungkapkanya, karena aku takut sakit hati untuk kedua kalinya. Sejujurnya
aku merasakan Andy juga suka sama aku, masa ngapain coba dia ngedeketin aku, sms
aku, nelponin aku kalau dia ga suka sama aku (GR banget sih aku.hehee).
Ekh ternyata
dugaanku benar, Andy menyukai aku, dia sendiri yang menyatakannya. Tapi dia ga
maksa aku untuk menerimanya, karena dia tau aku pernah sakit hati karna
persoalan itu.
“halo La, kamu lagi ngapain?” di telepon. “oh
kamu Ndy (panggilan akrab), ah biasa, aku lagi baca novel. Ada apa
Ndy?”tanyaku. “ah ngga ko ga ada apa-apa, tapi sebenernya sih ada apa-apa.. hehe”tawanya
terdengar. “Hehe bisa aja kamu Ndy. Sebenernya ada apa Ndy, kayanya serius
amet”tanyaku penasaran. “A a anu La, se se benernya a a aku mau ngomong i i ini
udah lama La”gagapnya kambuh lagi. “ mau ngomong apa sih Ndy kamu, sampe
gugupnya kambuh lagi?hahaha”ledekku. ah ka ka kamu La ma malah ngetawain a a
aku, a aku kan jadi ma ma malu La. Se serius di dikit donk La, a a aku ga la
lagi bercanda nih”jawabya. “iya maaf deh, kamu mau ngomong apa?”tanyaku lagi
(sebenernya sih aku tau dia mau ngomong apa,tapi aku pura-pura ga tau aja),
“duh hatiku dag dig dug nih”bisikku dalam hati. “se sebenernya a a aku su suka
sa sama ka kamu La da dari dulu, a a aku pura-pura su suka sama Irma sa
sahabatmu bi biar bisa deket sa sa sama kamu La, ka kamu jangan marah ya
La!”suaranya makin membaik. “ngga ko aku ga marah sama kamu ndy, jujur aku juga
suka sama kamu, tapi aku takut sakit hati lagi Ndy, karna kalau pacaran itu
pasti berakhir dengan menyakitkan, maaf kan aku ya Ndy, bukanya aku menolak”
tegasku. “iya ga apa-apa ko La, aku tau kamu trauma, aku pun sama sepertimu la,
pernah ngerasain bagaimana rasanya sakit hati, tapi kamu masih maukan berteman
dan menjadi sahabatku lagi?”tanyanya. “ya iya lah Ndy kamu kan sahabat
terbaikku aku”jawabku.
Sejak kejadian
itu aku semakin yakin kalau andy adalah sahabat yang baik. Dan Andy pun semakin
sering bermain denganku. Tapi ada hal lain yang mengganjal di hatiku tentang
“sahabatku Irma”.
“aku kangen sama kamu Ir, aku ingin bersamamu
lagi seperti dulu”bisiku dalam hati ketika melihat Irma duduk sendiri di kantin
sekolah sambil melamun. “La kamu ga kasian ya sama Gadis, dia itu di putusin ma
pacarnya, ternyata pacarnya itu mendua kan Gadis, kasian dia La”tiba-tiba suara
Andy terdengar begitu saja. “Eh kamu Ndy, kirain siapa”jawabku dengan kaget.
“La, aku perhatiin kamu masih sayang sama Gadis, La kamu jangan korbanin
perasaan kamu hanya karena kamu egois La, inget! Dia itu sahabat dari kecil mu,
masa Cuma gara-gara persoalan sepele kamu memutuskan persahabatan kalian”
sambil duduk di sebelahku. “Emmm
tapi”gugup. “tapi apa La, kamu masih sayang kan sama Gadis?, sekarang
kamu harus samperin dia. Ettt tampa tapi,hehehe”sanggahnya.
PERPISAHAN
TERMANIS
“Ir?”mendekatinya.
“La,, maafin aku La, aku salah La, karena sikapku kamu menjauhiku La, maafin
aku La” menangis sambil merangkul ku. “kamu ga salah apa-apa Ir, aku yang egois
Ir sama kamu, jujur aku kesepian tanpa mu Ir”tangisku mulai hadir. “La kamu maukan
jadi sahabatku lagi, aku sayang kamu La” dekapanya semakin erat. “dari dulu aku
sudah maafin kamu Ir, aku juga sayang kamu Ir”senyumku mulai tumbuh. Tiba-tiba
Andy datang menemui kamu berdua dan memecahkan keharuan kami dengan tawanya
yang khas.
Andy, Irma, dan
aku sekarang menjadi sahabat baik dan takkan pernah terpisahkan. Sampai
akhirnya kami pindah sekolah ke SMA yang berbeda. Andy pindah ke bandung, Irma melanjutkan sekolah ke SMA favorite di
Jakarta Pusat dengan beasiswa, sedangkan aku melanjutkan sekolah di SMA
terfavorite di Jakarta Utara dengan menggunakan beasiswa juga. Sebelum kami
berpisah, kami mengadakan pesta perpisahan di rumahku, dan andy memberikan
kalung khusus yang berinisial nama kita bertiga LAI (Lala, Andy, Irma). Andy
memberikanya kepadaku dan Irma, dan dia sendiri memakai juga. “ini sebagai
bukti persahabatan kita, ku harap kalian jangan melupakan aku, meskipun kita
berjauhan” suaranya Andy dengan pelan. Kamipun menangis haru dan saling
berpelukan mendengar kata-kata Andy yang sangat menyentuh hatiku.
SEMUA YANG
TAKKAN PERNAH HILANG
Sekarang aku
mengerti, yang takkan pernah hilang itu adalah kasih sayang. Dengan cara kita
yang saling menyayangi satu sama lain, persoalan yang datang akan mudah di
hadapi.
Meskipun Andy adalah sahabatku yang baru, tapi
aku takkan pernah melupakan Irma sahabatku sedari kecil, karena rasa saling
menyanyangi itulah kami akhirnya dapat bersama-sama dan menakhlukan semua
cobaan yang terjadi. jarak dan waktu
takkan pernah menghalangi kasih sayang kami, hingga suatu saat, rasa kasih
sayang dan kerinduan yang mempersatukan kami lagi. Di dunia ini tak ada yang
namanya mantan sahabat, karena sahabatlah yang membuat kasih sayang itu muncul
dengan sendirinya dan tanpa di paksa ataupun di duga. Sahabat adalah teman
terbaik dalam hidup yang keras dengan cobaan. Seperti yang di alami diriku
sendiri, keegoisan hampir menghilang persahabatan, dan kasih sayanglah yang
menyatukannya kembali.
Ibu, ayah,
kakek, nenek, keluargaku, dan sahabat-sahabatku, teman-temanku. Disanalah aku
mendapatkan kasih sayang yang utuh dan indah. Mungkin dahulu, aku pernah
bertanya-tanya apa arti kasih sayang itu, tapi sekarang aku bisa menyadari,
melihat, dan merasakan kasih sayang yang
sesungguhnya, meski orang itu telah tiada di samping kita tapi KASIH SAYANG TAK
PERNAH HILANG UNTUK SELAMANYA
No comments:
Post a Comment